Perkenalkan namaku Andini aku bersekolah di sebuah SMP di daerah Kota hujan yaitu Bogor. Aku sekarang sudah kelas VIII tetapi rasanya kurang lengkap jika kebahagiaan ku sedikit berkurang. Mengapa? Karena aku rasanya seperti ditusuk dari belakang oleh sahabatku sedinri, aku merasa mempunyai sahabat tetapi musuh besarku. Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan dia adalah musuh besarku tetapi karena dia telah menyakiti hatiku aku menyebutnya dengan musuh ku. Namanya Dian. Cerita ini bermula pada saat aku memasuki dunia SMP. Pada awalnya aku dan Dian berteman baik mula mulanya pada waktu MOS. Pada waktu itu aku dan Dian belum mengenal satu sama lain. Lama kelamaan aku merasa dekat dengannya karena hanya dialah satu satunya teman dekatku pada waktu MOS berlangsung. Kalau aku diberi tugas pasti aku selalu bersama dia. Dimana ada Dian disitu juga pasti ada aku. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk mejadi sahabat selamanya "Best Friend Forever". Dia sungguh baik padaku dengan berwajah cantik dan lemah lembut yang membuatku terkesan dengan cantik luar dalamnya. Tapi belakangan ini dia berubah drastis. Dian cuek dengan ku seakan akudianggap angin lalu jika aku menyapanya tidak dibalas, aku sms dengan dia juga tidak dibalas, dan sampai sekarang dia cuekin aku. Jelas aku kesal. Aku mencoba menayakan hal ini pada Dian tetapi dia tidak sama sekali menjawab. Boro -boro menjawab untuk menengok kepada ku pun enggan. Aku sangat kesal padanya. Mana janji kita akan selau bersama dan mana kamu yang dulu yang selau ada jika aku membutuhkan mu! tapi sekarang kamu berubah sangat berubah. Apa kamu tidak menyadari bahwa aku tidak mempunyai teman sebaik kamu, hanya kamu yang bisa membuat aku tertawa lucu dengan candaan mu, dan tersenyum jika melihat kebaikanmu. Sekarang semua ini terasa aneh seperti gula berubah menjadi asin bahkan HAMBAR. Tidak ada rasa sama sekali. Sampai menduduki kelas VIII Dian masih cuek denganku. Maka dari itu aku menyebutnya sebagai musuhku karena semakin lama dia membuatku jengkel karena tingkahnya yang membuatku membencinya. Sekarang aku tidak akan mau lagi berteman dengannya sama seperti dia karena dia seperti tidak mengganggap ku sebagai sahabat apalagi teman. Janji Best friend forever itu sekarang telah sirna dan sudah menjadi"You are my enemy forever"kamu musuhku selamnya.. Aku tidak mau lagi bertatap muka dengannya kalu ada perlu saja aku menemuinya itupun terpaksa. Tidak terasa sudah 1 tahun lamanya aku bermusuhan dengannya..rasanya tidak enak jika kita bermusuhan dengan seseorang yang dulu dekat dengan kita. Sekarang aku kelas 9 SMP. Masa masa sibuk untuk mendapatkan sekolah yang aku cita citakan. Aku masih saja sekelas dengan Dian. Tiba-tiba Dian mengunjungi rumahku dan aku sempat kaget ketika dia memasuki rumahku.
"Aku minta maaf ya?" kata Dian
"Maksudnya?"jawabku dengan agak sedikit bingung
"Ya, aku minta maaf karena selama ini aku nyuekin kamu."jawabnya
"Tapi kenapa kamu baru menyadarinya sekarang bukan dari dulu?"jawabku dengan kesal
"Karena ada sesutu yang berhubungan dengan kamu maka dari itu aku menjauhkan kamu."
"Sesuatu apa?"
"Kata Cindy kamu tukang fitnah kamu nyebarin gosip yang nggak nggak kepada teman teman yang belum tentu itu fakta."
"HAH?? Jadi kamu lebih percaya sama Si genk Cindy itu daripada sama aku sahabat kamu sendiri!Jawabku kesal
"Maafkan aku, aku lebih mempercayai mereka dibandingkan kamu sahabatku sendiri..Tetapi aku sudah membuktikannya selama ini aku mengikuti kamu dan ternyata apa yang dibilang oleh Cindy ternyata tidak benar. Justru dia yang tukang fitnah."
"Cindy itu mengadudombakan kita berdua supaya kita pisah dan tidak sahabatan lagi."
"Iya benar. Tapi kamu mau maafkan aku kan?" Tanya Dian
"Yasudah aku maafkan tapi kamu jangan mengulanginya lagi kamu harus benar benar berpikir sebelum kamu bertindak."jawabku dengan baik
"ok my bestfriend."Jawab Dian
Sejak saat itu aku dan Dian bersahabat kembali dan kalimat "You are my enemy fprever"pun sudah lenyap dan kembali ke kalimat "we are best friend forever" dan selama lamanya. a
Aku dan Dian sukses mendapatkan SMA favorit. Walaupun berbeda tetapi kami tetap satu, SAHABAT. Keadaan Cindy sekarang semakin kacau dia dijauhi oleh temannya dan dia tidak lulus sekolah. Kasihan tapi ini ganjaran untuk dia karena dia selalu mengadudombakan orang. Aku hanya bisa berdoa semoga Cindy bisa berubah menjadi yang lebih baik lagi. 10 tahun kemudian aku dan Dian berte,u kami sudah dewasa dan telah lulus kuliah dengan bergelar sarjana. Kalau aku Sarjana Kedokteran kalau dia Sarjana Hukum. Kalau aku ingin melanjutkan ke S2 karena ingin menjadi seorang dokter anak. Tidal sengaja kami bertemu dengan Cindy dan tanpa kuduga dia sudah berubah dia menjadi pintar, ramah, dan cantik. Ternyata dia beusaha semaksimal mungkin untuk berubah menjadi lebih baik dan akhirnya membuahkan hasil yang meuaskan dia juga telah menjadi sarjana di sebuah universitas di Korea. Sekarang kami menjadi sahabat bertamabah 1 orang yaitu Cindy. Senangnya. Pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini adalah kita tidak boleh percaya dengan omongan orang yang belum tentu benar sebelum ada bukti dan seseorang harus berusaha agar semua mimpinya dapat tercapai. Semua berakhir dengan HAPPY ENDING. WE ARE BEST FRIENDS FOREVER AND WE HATE ENEMY.